rumah dari atas awan
9:25 PMItu di Hargodumilah. Tiga ribu dua ratus enam puluh lima meter di atas permukaan laut. Langit sedang biru dan cerah. Tapi di sisi balik bukit kabut mulai naik. Tidak apa, sinar matahari sedang sangat kuat sehingga kabut enggan bergerak cepat. Tapi kita mau turun ke agak bawah sana, pemandangannya lebih bagus dari puncak katanya. Itu karena tidak tertutup oleh pepohonan yang menghalangi. 3 orang yang lain, 2 diantaranya manusia jerman dan satunya manusia indonesia, sudah tidak kuat katanya, mau di puncak saja, ngiyup. Yasudah berdua saja ke bawah. Sudah ada beberapa orang lain yang asik memotret, ngobrol, dan lain-lain. Turun lagi lebih ke bawah biar gak ngganggu dan keganggu.
Oh langit seberang sana sedang sangat biru-birunya. Sedang bersih dan bagus. Duduk saja begitu sambil motret-motret narsis karena dari tadi belom foto-foto. Sambil liat-liat awan yang berada di bawah sana, sambil ngobrol, sambil macam-macam. Sambil, "oh itu merapi, oh itu rumahku di bawah sana berarti keliatan gentengnya, itu UGM, itu kosmu juga". Sambil, "ngawur wae". Sambil hahaha lima belas menit karena harus kembali turun. Kembali ke rumah yang dari atas sini keliatan kecil banget. Kecil dan jauh, tapi entah kenapa berasa seperti tinggal lompat.
2 comments
wah saiki tugune dadi ky ngono toh?
ReplyDeleteapik
hahaha iyo saiki wes ganteng, tulisan ncz khr e wes tinggal sejarah
ReplyDelete